Madrid, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jumat, 13 Desember 2019. Laut dan kawasan pesisir menjadi agenda politik global yang strategis di tahun 2019 – 2020, termasuk agenda COP25 UNFCCC. Program restorasi mangrove dan ekowisata pesisir pantai di Indonesia mendorong pertumbuhan ekonomi, pelestarian lingkungan.
Kunci sukses upaya ini adalah kesadaran masyarakat, bentuk kegiatan adaptasi yang tepat dan kepemimpinan pemerintah. Hal ini terungkap pada diskusi panel bertajuk ‘Developing Ecosystem-based Adaptation (EbA) in Marine and Coastal Communities’ yang digelar di Paviliun Indonesia COP25 Madrid (10/12/2019) yang dibuka oleh Duta Besar RI Madrid, Hermono dan dimoderatori oleh Alexandra Gamboa dari RARE.
Salah satu inisiatif kolaborasi pemangku kepentingan yang menjadi percontohan adalah Fish Forever yang dikenalkan oleh RARE. Menurut Arwandrya Rukna dari RARE,
Fish Forever memperkuat akses masyarakat dalam mengelola wilayah tangkapan ikan dengan menerapkan standar praktek kelola tangkapan ikan yang ramah lingkungan.
“Salah satu faktor penting pendorong majunya upaya ini adalah pendanaan” kata Georgia Savvidou dari Stockholm Environment Institute (SEI). Untuk membantu negara-negara berkembang, SEI menyediakan layanan informasi dan analisis terhadap dana-dana internasional yang tersedia untuk pembangunan topik laut dan kawasan pesisir.
Pembicara lainnya adalah Fegi Nurhabni (Kementerian Kelautan dan Perikanan), Thora Amend (GIZ), dan Sabin Basnyat (Global Climate Fund).(*)
Sumber : https://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/, Tanggal 13 Desember 2019
Leave a Reply