Samarinda- Pemerintah Provinsi Kaltim melalui Dinas Lingkungan Hidup, berkolaborasi dengan PT IMM melakukan program penanaman mangrove di sepanjang pesisir wilayah di Desa Santan Ilir, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara (26/6/24). Program ini bertujuan untuk memanfaatkan lahan terbengkalai dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Pada kesempatan tersebut, PJ Gubernur PJ Gubernur Dr. Drs Ahmad Malik M.Si menyatakan bahwa penanaman mangrove ini merupakan langkah strategis dalam menjaga kelestarian lingkungan serta memanfaatkan lahan yang selama ini tidak produktif.
“Mangrove memiliki peran penting dalam melindungi garis pantai dari abrasi, menyediakan habitat bagi keanekaragaman hayati, dan menyerap karbon dioksida,” ujarnya.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah provinsi dan kolaborasi dengan masyarakat, penanaman mangrove di Kalimantan Timur diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam jangka panjang, baik dari segi ekologis maupun ekonomi.
“Kami percaya bahwa partisipasi aktif masyarakat sangat penting untuk keberhasilan program ini. Oleh karena itu, kami melibatkan mereka dalam setiap tahap, dari perencanaan hingga pemeliharaan,” katanya menambahkan.
“Suatu daerah akan maju kalau masyarakatnya tidak tidur,” kata Akmal Malik di depan warga Santan Ilir.
Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri itu pun tak sependapat dengan anggapan Kaltim memiliki banyak lahan tidur.
Sebab menurutnya, lahan-lahan itu tidak produktif, karena orang-orangnya yang tidur.
“Kalau orangnya bangun, lahannya diolah, dibangun komunikasi, bangun koordinasi, maka lahan itu akan produktif,” tegas Akmal.
Apalagi kata Akmal, Presiden Joko Widodo sudah berulang kali menyampaikan jika kondisi pangan dunia tidak sedang baik-baik saja, termasuk Indonesia. Ditambah lagi perubahan iklim ekstrem yang menyebabkan banyak negara gagal panen.
“Pangan itu ditanam di tanah. Tapi tanah tidak diolah karena orangnya tidur,” canda Akmal lagi
Akmal menyarankan agar lahan-lahan pascatambang di areal PT Indominco Mandiri (IMM) bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pengembangan kawasan pangan. Masyarakat bisa menanam sayur mayur, padi, jagung dan lainnya.
“Offtaker-nya (pembelinya) jelas. Nanti kerja sama. Masyarakat menanam, nanti dijual untuk memenuhi kebutuhan karyawan Indominco dan masyarakat umum,” saran Akmal.
Sementara soal penanaman mangrove, Akmal juga memuji komitmen PT Indominco Mandiri menjaga lingkungan dan kawasan pesisir dengan melakukan penanaman pohon mangrove.
Direktur PT Indominco Mandiri Era Tjahya Saputra menjelaskan selama beberapa tahun ini pihaknya sudah menanam mangrove seluas 72 hektare di sejumlah desa pesisir Marangkayu, seperti Kersik dan Santan Ilir.
“Indominco mengajak kita membangun perspektif tentang langkah-langkah penambangan yang sangat eco-freindly,” puji Akmal.
“Kita tidak boleh antitambang, sebab tambang (batu bara) itu kan anugerah Tuhan. Terpenting bagaimana kita bisa menjaga keseimbangan alam kita,” tandasnya.
Kolaborasi dengan masyarakat salah satu aspek penting dari program ini adalah pelibatan masyarakat lokal.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalimantan Timur Anwar Sanusi, S.Pd., M.Pd juga menambahkan bahwa program ini tidak hanya memberikan manfaat ekologis, tetapi juga ekonomi dan sosial.
“Hutan mangrove dapat menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat melalui budidaya ikan, udang, dan kerang, serta pengembangan ekowisata, ujar Anwar.
Program ini melibatkan beberapa langkah penting, mulai dari identifikasi lahan yang cocok untuk penanaman, pemilihan jenis mangrove yang sesuai, hingga proses penanaman dan pemeliharaan.
“Kami telah mengidentifikasi beberapa lokasi strategis di pesisir Kalimantan Timur yang akan menjadi fokus utama penanaman mangrove,”termasuk daerah Marangkayu ini jelas , pungkas Anwar .
Leave a Reply