Menu

Tiga Kali berturut-turut (2022-2024) Provinsi Kalimantan Timur menyabet Penghargaan KALPATARU

By Dinas Lingkungan Hidup 06/07/2024 No Comments 4 Min Read

Jakarta – Upaya tak kenal lelah yang dilakukan Kelompok Sadar Wisata BEKAYUH BAUMBAI BEBUDAYA di Kabupaten Kutai Kartanegara, membuat banyak pihak kagum, sekaligus bangga terhadap apa yang telah dilakukan kelompok anak muda ini yang dengan gigih menjaga dan menyelamatkan upaya pelestarian keanekaragaman hayati terhadap hewan endemik Kaltim, Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) yang hampir punah.\

Dari 2017 dibentuknya Pokdarwis ini awalnya untuk mengembangkan pariwisata desa dengan daya Tarik utama adalah Pesut Mahakam. Pengurus yang terdiri dari anak muda  untuk menyelamatkan dan melestraikan habitat dari Pesut Mahakam dengan memberikan Sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat sekitar kususnya para nelayan tentang betapa pentingnya dan berharganya menjaga dan melestarikan habitat Pesut Mahakam bagi Masyarakat desa. Yang akhirnya diganjar penghargaan tertinggi di bidang lingkungan hidup oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, yakni Kalpataru.

Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan, Siti Nurbaya, bertepatan dengan Hari LIngkungan Hidup, pada tanggal 5 Juni 2024 bertempat di Auditorium Gedung Manggala Wanabakti Jakarta.

Sekilas tentang Pesut Mahakam adalah satwa langka endemik Indonesia dari Kaltim yang dilindungi berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990, PP Nomor 7 Tahun 1999 dan Permen LHK Nomor P.106 / MENLHK / 2018.

Berdasarkan beberapa penelitian, dilaporkan bahwa populasi Pesut Mahakam pada tahun 2015 hanya tinggal 60 – 70 ekor.

Internanational Union for Conservation of Nature (IUCN) bahkan menetapkan Pesut Mahakam termasuk spesies yang statusnnya sangat terancam punah serta oleh The Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) ditetapkan dalam Apendix I di mana terdapat larangan memperdagangkan seluruh bagian tubuh biota ini.

Selain itu, penurunan jumlah populasi Pesut Mahakam juga disebabkan oleh berbagai ancaman. Ancaman utama yaitu terjadinya penyusutan habitat. Penyusutan habitat yang terjadi merupakan dampak adanya aktivitas manusia, di mana terjadi perubahan penggunaan lahan sehingga mengakibatkan degradasi habitat.

Di sisi lain, masalah terkait perubahan kualitas air sungai akibat dari pembangunan secara langsung dan tidak langsung juga dapat mempengaruhi Pesut Mahakam.

Ancaman lain terhadap kelestarian Pesut Mahakam adalah kematian yang disebabkan oleh jaring nelayan.

Hal ini disebabkan Pesut Mahakam memiliki kecendrungan untuk memangsa ikan-ikan yang terjerat di jaring nelayan. Melalui program yang diberi nama Komik Pesut (Konservasi Endemik Pesut Mahakam), Pokdarwis Bekayuh Baumbai Bebudaya, melakukan sejumlah kegiatan bekerjasama dengan berbagai pihak, di antaranya pemerintah daerah, Yayasan Konservasi RASI dan PT Pertamina Hulu Mahakam yg turut serta mendampingi pada saat dilakukan verifikasi lapangan.

Kegiatan yang dilakukan di antaranya dengan melakukan patroli dan razia, memasang alat Finger Akustik ke alat tangkap nelayan agar Pesut tidak mendekat, sosialisasi ke masyarakat, hingga melakukan penelitian.

Hasilnya, Pokdarwis Bekayuh Baumbai Bebudaya mampu mengurangi angka kematian terhadap Pesut Mahakam, dengan rata-rata kematian mencapai empat ekor per tahun.

Selain itu, kelestarian Sungai Pela juga ikut terjaga, terutama mengenai kebersihan sungai, di mana masyarakat semakin sadar untuk tidak membuang sampah ke sungai.

Dampak lainnya yang dilakukan kelompok ini juga menyasar sektor pariwisata melalui ekowisata sungai, danau dan trip Pesut Mahakam.

Selain fokus terhadap pelestarian Pesut Mahakam, kegiatan lainnya yang dilakukan Pokdarwis Bekayuh Baumbai Bebudaya, meliputi susur Sungai Reservat Loa Kang dan Festival Danau Semayang, serta Museum Nelayan.

Kelompok Sadar Wisata Bekayuh Baumbai Bebudaya sendiri berada di Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara. Dimana untuk menuju ke lokasi desa Pela dari kecamatan Kota bangun melalui sungai Mahakam masuk anak sungai Mahakam yang diberi nama sungai pela.

Kondisi akses jalan tersebut tidak menjadi kendala bagi DLH Provinsi dan DLHK Kabupaten Kutai Kartanegara bekerjasama membimbing, mendukung, mengarahkan, juga membantu mempersiapkan persyaratan yang harus dipenuhi Pokdarwis, untuk diusulkan sebagai tokoh Kalpataru.

Di sela acara mendampingi di Jakarta dalam penyerahan penghargaan, Sekertaris Dinas Lingkungan Hidup Provinsi yang di wakili oleh Noor Utami menyampaikan bahwa proses pengusulan calon Kalpataru sangat Panjang tahapannya, di mulai dengan penggalian informasi, pengumpulan berkas dan kelengkapan lainnya, barulah dikirimkan berkas tersebut ke Kementerian melalui sistim aplikasi. Ini juga dilakukan terhadap seluruh calon penerima Kalpataru. Setelah dilakukan penilaian dokumen, Kementerian melakukan penilaian lapangan. Dari hasil penilaian ke dua tahapan tersebut, akhirnya ditetapkan sebagai penerima penghargaan, dan Alhamdulillah Kelompok Sadar Wisata Bekayuh Baumbai Bebudaya  terpilih untuk menerima penghargaan dengan kategori sebaga Penyelamat Lingkungan tahun ini” jelasnya.

Terkait kegiatan Pokdarwis Bekayuh Baumbai Bebudaya, ia pun memberikan apresiasi terhadap kebermanfaatan yang berdampak diberbagai sektor.

“Walaupun fokus terhadap pelestarian Pesut, namun kegiatan yang dilakukan kelompok ini juga berdampak terhadap banyak sektor lainnya, misalnya di sisi wisata dan perekonomian masyarakat sekitar,” jelas Utami, sapaan sehari-harinya.

Ditambahkan Utami, selain Kelompok Sadar Wisata Bekayuh Baumbai Bebudaya yang mendapatkan Penghargaan, Taufiq Ismail berasal dari Kota Balikpapan, berprofesi sebagai ASN Polisi Air, dedikasinya dalam melestarikan hutan mangrove diluar kegiatan pokoknya sebagai ASN, secara langsung juga mendapatkan penghargaan apresiasi dari KLHK-RI.

Sebagai warga Kalimantan Timur, kita harus bangga, dalam kurun waktu tiga tahun berturut-turut Provinsi Kalimantan Timur sebelumnya telah menyabet Penghargaan Kalpataru tiga kali dari tahun 2022 Kelompok Hutan Adat Mului, tahun 2023 Memungut sehelai sampah di Sungai Karang Mumus Kota Samarinda dan Penyelamat buaya badas dari Kabupaten Kutai Timur dan tahun ini dari Kelompok Baumbai Bebudaya kategori Penyelamat Lingkungan dari Kabupaten Kutai Kartanegara.

Hal ini menunjukkan betapa masih banyaknya Masyarakat sekitar kita memberikan sumbangsihnya bagi upaya-upaya pemeliharaan fungsi lingkungan hidup dan kehutanan, untuk mendorong dan memotivasi peran masyarakat dalam melestarikan fungsi lingkungan hidup dengan pengabdianya masing-masing.

Selamat buat mereka semua, sudah membawa nama harum Borneo kita tercinta, pungkasnya.

(PPID DLH.Prov.Kaltim)

Leave a Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *