Samarinda – Sampah di laut menyebabkan terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dan ekosistem perairan serta membahayakan kesehatan manusia. Pencemaran sampah di laut mengakibatkan biota dan sumber daya laut mengandung plastik ukuran mikro dan nano. Sementara sampah plastik itu sendiri merupakan komponen yang paling sulit diurai sehingga berbahaya bagi ekosistem perairan dan kesehatan manusia.
Dalam rangka penanganan sampah laut perlu ditetapkan strategi, program, dan kegiatan yang sinergis, terukur, dan terarah untuk mengurangi jumlah sampah di laut, terutama sampah plastik. Tim Kerja Pemantauan Sampah di Pesisir dan Laut Dinas Lingkungan Hidup Prov.Kaltim didampingi oleh Fakultasi Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman yang diketuai oleh Ir. Ghitarina,M.Sc selaku Ketua Laboratorium Kualitas Air serta Tim dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartenegara dan Kutai Timur melakukan pemantauan sampah laut di Pantai Sambera, Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara, Rabu(24/4/24) dan Pantai Teluk Lingga, Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kamis(25/4/24).
Pengelola Pantai Sambera, Ibu Nurhayati menjelaskan banyaknya sampah-sampah plastik yang terbawa arus ke pantai, botol plastik air mineral, kaleng minuman dan sampah an organik rumah tangga mendominasi sampah yang diperkirakan berasal sampah yang dibuang masyarakat ke sungai dekat Pantai Sambera.
“Sampah bernilai yang dihasilkan dari pengunjung pantai dikumpulkan untuk selanjutnya dijual ke pengepul dan sampah lainnya kami bakar” lanjutnya.
Mendengar penjelasan pengelola pantai tersebut, Ketua Tim Kerja Pemantauan Sampah di Pesisir dan Laut DLH Prov.Kaltim, Indah Winarni memberikan edukasi singkat terkait pengelolaan sampah di lokasi Pantai tersebut.
“Hindari melakukan pembakaran sampah, karena sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Sampah organik (Dedaunan dan sisa makanan) yang ada ini bisa dibuat kompos” ujar Indah.
Berbeda dengan Pantai Sambera yang telah dikelola sejak sepuluh tahun yang lalu, Pantai Teluk Lingga baru dibuka semenjak dua tahun yang lalu, masih sedikit sampah yang ditemukan. Dilihat dari jenis sampahnya, ada kemasan makanan ringan, botol plastik air mineral dan kaleng minuman bersoda.
Ketua Laboratorium Kualitas Air Universitas Mulawarman Samarinda, Ir. Ghitarina,M.Sc menambahkan, “sebagai bentuk mitigasi terkait kemungkinan adanya sampah yang banyak, perlu dilakukan sosialisasi kepada pengelola pantai, para pedagang dan pengunjung agar memiliki tanggung jawab terhadap sampah masing-masing.
“Selain melengkapi dengan fasilitas tempat sampah, pemerintah setempat juga perlu memberikan edukasi kepada anak-anak usia dini, usia sekolah dan orang-orang dewasa terkait dengan pengelolaan sampah”, jelas Ghita.
Setiap individu wajib bertanggung jawab dan mengelola sampah yang dihasilkan. Sehingga meminimalisir sampah masuk ke perairan yang menjadi salah satu penyebab timbulan sampah laut, pungkasnya
(PPID DLH Prov. Kaltim)
Leave a Reply