Menu

FGD Teknologi Fitoremediasi (Phytoremediation) Pada Pemulihan Lahan Tercemar Limbah B3

By Dinas Lingkungan Hidup 05/01/2024 No Comments 2 Min Read

Samarinda – Limbah  B3 dapat menyebabkan pencemaran tanah dan air, membahayakan ekosistem dan keanekaragaman hayati,  Beberapa  zat beracun dapat mengalami  bioakumulasi  dalam rantai makanan, mengancam kehidupan organisme yang lebih tinggi.

Hal ini mendasari DLH Prov.Kaltim mengadakan Focus Group Discussion (FGD) pada Selasa 30/4/24 di Ruang Rapat Adipura DLH Prov.Kaltim. Menghadirkan Eko Haryadi,S.Hut.,MP,MSc,Ph.D dari Unmul Samarinda sebagai narasumber. Berbagai unsur yang diundang dalam FGD, dari unsur pemerintah pusat P3E Kalimantan, BWS IV Kalimantan dan BPDASHL Mahakam Berau. OPD Provinsi Kaltim : Bappeda, Dinas Kehutanan, Dinas PUPR, Dinas ESDM, BPBD, Dinas Kelautan dan Perikanan, DPTPH,Dinas Perindagkop dan Dinas Perhubungan. Dari Mitra Pembangunan dan Pembangunan Provinsi Kaltim, Unsur Akademisi Unmul Samarinda dan seluruh DLH Kab/Kota se Kaltim, serta intern DLH Prov.Kaltim sendiri.

Pengawas Lingkungan Hidup Ahli Madya, Ir.Wiwit Mei Guritno,M.App.Sc yang memimpin FGD menyampaikan bahwa peraturan lingkungan adalah kewajiban hukum, Banyak negara memiliki peraturan ketat terkait penanganan limbah B3  untuk melindungi lingkungan dan kesehatan masyarakat, selain  itu  tanggung jawab  perusahaan  juga  diharapkan  untuk  bertanggung  jawab terhadap limbah B3 yang dihasilkan dan mematuhi standar lingkungan yang berlaku.

“Ancaman  kesehatan  akibat  paparan ke manusia berupa  pencemaran  B3  melalui  air minum, tanaman yang tumbuh di tanah terkontaminasi, atau udara yang tercemar, selain itu efek kesehatan berupa unsur B3  dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti  penyakit pernapasan, penyakit kulit, atau  bahkan efek jangka panjang seperti kanker, ujar Wiwit menambahkan.

Selanjutnya Pengendali Dampak Lingkungan Ahli Muda, Sopian Noor,S.Hut,M.Si juga menambahkan, Teknologi  Remediasi yang tersedia  dengan kemajuan teknologi  memberikan  dampak pada kemajuan  dalam teknologi  remediasi,  seperti  teknologi  fisika, kimia,  atau  biologi,memberikan solusi  untuk menghilangkan atau mengurangi kontaminan dalam tanah dan air. Selain  itu  inovasi  dalam  pengembangan  metode  remediasi  inovatif  dapat  menjadi solusi yang lebih  efektif dan efisien.

“Kesadaran  masyarakat  dan aktivisme  lingkungan  yang semakin  sadar  akan  pentingnya perlindungan   lingkungan   dan   tekanan   publik   dapat   mendorong   perusahaan   dan pemerintah  untuk bertindak sehingga  mendorong tindakan lebih  lanjut dalam pengelolaan limbah  B3 dan pemulihan lahan terkontaminasi”, lanjut Sopian.

Pentingnya  keberlanjutan  lingkungan  dalam  upaya  pemulihan  lahan  terkontaminasi sejalan   dengan  prinsip  keberlanjutan,  memastikan   bahwa  sumber  daya   alam  yang tercemar dapat dipulihkan dan dilestarikan  untuk generasi  mendatang.

“Pengelolaan   pemulihan   kerusakan  lahan  terkontaminasi  limbah   B3   dengan sistem  remediasi  memerlukan  pendekatan  teknologi dengan sistem  fitoremediasi  dengan mempertimbangkan semua aspek,  untuk mencapai hasil yang optimal bagi lingkungan dan kesehatan  manusia”,pungkasnya.

(PPID DLH Prov. Kaltim)

Leave a Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *