Melalui Kategori Pengabdi Lingkungan, Bripka Taufik Ismail menjadi bagian dari 21 Nominasi Penghargaan Kalpataru 2024, atas inisiatifnya menjaga, mengawasi, merestorasi, merehabilitasi lahan kritis kawasan pesisir Hutan Mangrove dalam upaya penyelamatan fungsi lingkungan hidup, dan mengembangkan Eco Wisata Kawasan Mangrove.
Berawal dari sebuah komunitas yang kecil di wilayah Balikpapan terdiri dari orang perorangan yang peduli terhadap lingkungan, komunitas ini berharap bisa memulihkan ekosistem yang rusak. Inilah yang dilakukan Bripka Taufik meliputi pembersihan sampah plastik, pembibitan dan penanaman mangrove di sepanjang lahan kosong. Bukan hanya di Kota Balikpapan lokasi Kegiatan konservasi yang dilakukan Bripka Taufik Ismail, tetapi merambah wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kabupaten Paser, Kota Samarinda, dan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kerja keras Bripka Taufik Ismail dalam melakukan penanaman di lahan kosong, hingga kawasan Mangrove mencapai kurang lebih 70 Ha luasan , dengan populasi mencapai 70 Ribu pohon, hal ini sangat berpengaruh dalam mengembalikan ekosisitim mangrove seperti kepiting, udang, ikan, burung, bekantan dll.
Di sisi lain, kegiatan yang digeluti Bripka Taufik Ismail juga berimbas terhadap meningkatnya pendapatan nelayan, serta menghasilkan produk olahan dari mangrove, salah satunya bedak mangrove.
Selain berkiprah dalam menjaga hutan mangrove, Bripka Taufik Ismail juga mempelopori pengelolaan sampah dan edukasi mengenai pengelolaan Mangrove.
Secara keseluruhan, dampak lingkungan dari apa yang telah dilakukan Bripka Taufik Ismail, bersama pihak lainnya, meliputi:
- Dengan adanya pelestarian mangrove dapat mencegah abrasi pesisir pantai.
- Mencegah intrusi air pantai ke daratan sehingga adanya perbaikan kualitas air sumur masyarakat sekitar pantai.
- Mulai pulihnya keanekaragaman hayati dan kembalinya fauna endemik Kalimantan seperti Bekantan (Nasalis larvatus) dan biota laut seperti belangkas (Horseshoe Crab), penyu lekang yang hampir punah (Lepidochelys olivaceae/jenis penyu yang di lindungi), bangau tontong (Leptoptilos javanicus), hiu paus (Rhincodon typus), lutung hitam (Trachypithecus auratus) dan Populasi menjadi lebih terjaga, lestari, sehingga bermanfaat bagi masyarakat.
- Penyimpanan karbon biru dan terbentuknya iklim mikro sehingga meningkatkan kualitas udara.
Ketua Pokja Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DLH Kaltim, Tutik Rahayuningsih menjelaskan, apa yang dilakukan Bripka Taufik Ismail dapat menjadi contoh bagi semua pihak.
Ia menilai, di tengah kesibukan sebagai anggota Polri, namun Bripka Taufik Ismail masih menyempatkan waktunya berkomitmen dan peduli terhadap pelestarian lingkungan.
“Pak Taufik Ismail ini dapat menjadi contoh yang baik, kepedulian dan kesadaran untuk menjaga lingkungan harus dilakukan oleh semua pihak,” ucap Tutik.
Lanjut Tutik menjelaskan, saat ini pihaknya, DLH Kaltim, Bersama dengan DLH Balikpapan, Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan, mendampingi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, tengah melakukan verifikasi lapangan terhadap Nominasi calon penerima penghargaan Kalpataru 2024.
Verfikasi lapangan terhadap aktivitas Bripka Taufik Ismail dilakukan 29-30 April 2024.
“Jadi, sekarang tim verifikasi sedang melihat langsung kegiatan yang dilakukan Pak Taufik Ismail. Setelah ini tim dari KLHK akan membawa hasil verifikasi lapangan ke Jakarta untuk di sidangkan di hadapan Dewan Penilai Kalpataru, dan menjadi satu keputusan siapa yang berhak menerima penghargaan Kalpataru 2024,” sambungnya.
Sebagaimana diketahui, Kaltim memiliki dua wakil yang masuk Nominasi sebagai calon penerima penghargaan Kalpataru 2024, selain Bripka Taufik Ismail, terdapat Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang bernama Bekayuh Baumbai Bebudaya asal Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kukar.
(PPID DLH.Prov.Kaltim)
Leave a Reply